Jika di daerah sendiri, kitapun menjaga rasa kedaerahan kita.
Begitu juga ketika di tempat orang lain, kita juga harus menjaga rasa kedaerahan mereka.
Ada pepatah:
Lain padang, lain ilalang.
Kita harus bisa memahami dan beradaptasi dimana kita bertempat.
Yang dimaksud dengan nasionalisme itu bukanlah negasi atas karakter kedaerahan, karena itu bertentangan dengan hakikat kehidupan itu sendiri yang banyak ragam bentuknya.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal (QS: Al Hujurat 13).
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (QS: Ar Rum 22).
Nasionalisme adalah tentang mengikatkan rasa kedaerahan itu dalam semangat membangun daerah dalam bingkai kesatuan bangsa. Seperti semboyan bangsa: Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tapi tetap satu).
Ini nasionalisme, bukan kosmopolitanisme yang memberangus karakter, identitas dan khazanah lokal atas nama semangat jaman.
Yang dimana dunia modern hanya semakin mengalienasikan dan memarjinalkan orang-orang minoritas dan pinggiran.
Seperti ucapan Bung Karno:
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air.
Kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India.
Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab.
Kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi.
Tetaplah jadi orang Nusantara. Dengan adat dan budaya nusantara yang kaya raya ini.
Jadi nasionalisme bukanlah semangat menghilangkan rasa kedaerahan, melainkan bagaimana kita bisa mengaloborasikan karakter kedaerahan dengan ide-ide universal (Ketuhanan, Kemanusiaaan dan Keadilan).
Dan sebagai anak bangsa, kita punya tugas untuk mengangkat derajat saudara-saudara kita dari berbagai daerah agar setara dengan saudara-saudaranya dari daerah lain.
Bagaimana agar saudara-saudara kita di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan daerah-daerah lain bisa menjadi lokomotif kemajuan bagi daerah mereka sendiri, sehingga muncul bibit-bibit pemimpin dan pertumbuhan baru, yang efeknya tentu akan semakin merekatkan rasa persatuan nasional karena ditopang oleh prinsip solidaritas kemanusiaan dan keadilan sosial.
Ciptakan rasa nation yang berkeadilan, bahwa hikmat kemerdekaan, keadilan dan kesejahteraan bisa dinikmati setiap anak bangsa.