
Komisi II DPRD Kota Samarinda, Sani Bin Husain.
Aksaramedia.com, SAMARINDA – Banjir yang kembali melanda Kota Samarinda pascahujan lebat pada Senin (12/5/2025) menjadi pengingat bahwa solusi jangka panjang belum sepenuhnya tercapai. Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, mendorong agar persoalan banjir ditangani dengan pendekatan yang lebih ilmiah dan berbasis data.
Ia menyebut bahwa keterlibatan para ahli dan akademisi sangat penting agar setiap kebijakan atau proyek pengendalian banjir memiliki dasar ilmiah dan berdampak jangka panjang.
“Setiap proyek penanganan banjir harus dirancang berdasarkan kajian mendalam yang melibatkan para ahli dan akademisi,” tegas Sani.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meyakini bahwa pendekatan berbasis sains akan menghasilkan solusi yang lebih tepat sasaran dibanding hanya mengandalkan kebijakan reaktif atau proyek fisik semata.
Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan membentuk budaya sadar banjir, mulai dari kawasan hulu hingga hilir. Menurutnya, penanganan banjir tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah, tetapi memerlukan kesadaran kolektif.
“Ini bukan sekadar soal infrastruktur, tapi juga soal kesadaran bersama,” ujarnya.
Sani menyebut berbagai inisiatif seperti kampung siaga banjir, sekolah adaptif terhadap banjir, hingga gerakan gotong royong membersihkan drainase harus terus digalakkan.
Ia menilai, tanpa partisipasi masyarakat, solusi yang dibangun pemerintah tidak akan berjalan efektif di lapangan.
Sebagaimana diketahui, sejumlah proyek penanganan banjir seperti pembebasan lahan di tepi Sungai Karang Mumus (SKM) dan pembangunan jaringan drainase telah dilanjutkan oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, sebagai bagian dari program jangka panjang.
Namun demikian, Sani menegaskan bahwa efektivitas program tersebut hanya akan maksimal jika berbasis kajian ilmiah dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat. *(Adv/DPRD Samarinda/gt)