
Operasi Gabungan Pencarian Nelayan Tenggelam di Sungai Mahakam.
Aksaramedia.com, BALIKPAPAN — Seorang nelayan bernama Ahmad (50) dilaporkan tenggelam di Sungai Mahakam, tepatnya di wilayah Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Selasa siang, 27 Mei 2025. Hingga malam hari, Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian di area kejadian meski terkendala medan dan cuaca yang tidak bersahabat.
Peristiwa nahas ini terjadi saat Ahmad bersama anaknya tengah mencari kerang di aliran sungai tersebut menggunakan perahu ketinting. Berdasarkan keterangan dari saksi sekaligus anak korban, kejadian bermula saat Ahmad hendak naik kembali ke atas perahu setelah menyelam. Namun karena beban hasil tangkapan yang cukup berat, ia diduga kehilangan keseimbangan dan akhirnya tenggelam.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan, Endrow Sasmita, dalam keterangannya menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan pada pukul 17.45 WITA dari Ketua RT setempat. Tim rescue segera diberangkatkan pada pukul 18.05 WITA, dan setelah perjalanan darat dan air yang cukup panjang, tim tiba di lokasi pada pukul 21.05 WITA.
“Kami segera berkoordinasi dengan unsur SAR lainnya begitu tiba di lokasi. Meski kondisi sudah gelap, kami tetap berupaya melakukan penyisiran awal di sekitar titik terakhir korban terlihat,” kata Endrow.
Sungai Mahakam dikenal memiliki arus yang dinamis dan kedalaman bervariasi. Ditambah lagi, lokasi kejadian berada di area yang rawan akan kehadiran buaya liar, yang sering kali terlihat oleh warga sekitar.
“Kondisi di lapangan memang cukup berat. Selain medan dan arus sungai, keberadaan buaya menjadi faktor risiko yang sangat serius. Kami memperhitungkan semua aspek keselamatan bagi anggota tim,” jelas Endrow.
Oleh karena itu, operasi pencarian dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Sejumlah peralatan seperti perahu karet, alat selam ringan, dan lampu sorot digunakan dalam upaya penyisiran malam. Tim juga melibatkan warga setempat yang mengenal kondisi arus dan kedalaman sungai.
Menghadapi gelap malam dan faktor risiko tinggi, operasi pencarian dihentikan sementara pada pukul 23.00 WITA, dan akan dilanjutkan pada Rabu pagi pukul 06.30 WITA dengan metode yang lebih terstruktur.
“Kami berharap korban bisa segera ditemukan. Besok kami akan melakukan pencarian dengan pola sektor air dan memperluas radius pencarian. Seluruh personel di lapangan diminta untuk tetap siaga dan mengikuti protokol keselamatan,” ujar Endrow.
Pihak keluarga korban saat ini masih menunggu dengan penuh harap di tepi sungai, didampingi oleh warga dan relawan. Pemerintah kecamatan dan aparat desa juga terlihat hadir memberikan dukungan moril. (*)