
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Andriansyah.
Aksaramedia.com, SAMARINDA – Wacana pembangunan Light Rail Transit (LRT) kembali mencuat di tengah kondisi lalu lintas Samarinda yang semakin padat. Namun, DPRD Samarinda menilai, pengembangan moda transportasi yang telah ada lebih mendesak dibanding membangun infrastruktur baru berbiaya tinggi seperti LRT.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Andriansyah, menyarankan agar pemerintah kota terlebih dahulu fokus mengoptimalkan moda transportasi eksisting seperti BRT, angkot, dan bus sekolah yang sudah tersedia.
“Pemerintah sebaiknya lebih dulu meningkatkan kapasitas angkutan umum yang sudah ada. Armada ini masih bisa dikembangkan dan lebih cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Andriansyah.
Menurut politisi Partai Demokrat ini, pembangunan LRT berpotensi menimbulkan beban baru, baik dari sisi anggaran maupun sosial, khususnya terkait pembebasan lahan di area padat penduduk.
“Selain memakan biaya besar, pembangunan LRT bisa menimbulkan masalah baru karena harus membebaskan lahan di tengah kota,” tegasnya.
Ia mengusulkan solusi antara berupa pembangunan mini LRT atau Downtown MRT yang hanya melayani kawasan tertentu, seperti pusat perbelanjaan dan kantor pemerintahan. Skema ini dinilai lebih realistis dan minim dampak sosial.
Andriansyah juga menyinggung pentingnya percepatan pembangunan Jalan Lingkar Luar Samarinda untuk mengurangi beban kendaraan berat di pusat kota.
“Kalau untuk jalur kereta dari bandara ke kota, itu masih masuk akal. Karena setiap hari ada kendaraan menuju bandara yang menambah kemacetan,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang lebih terukur, DPRD berharap pembangunan infrastruktur transportasi bisa selaras dengan kebutuhan dan kondisi keuangan daerah. *(Adv/DPRD Samarinda/gt)