
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim.
Aksaramedia.com, SAMARINDA – Tertundanya pembukaan kembali Pasar Pagi Samarinda mendapat sorotan tajam dari DPRD. Komisi III menilai, keterlambatan ini telah menimbulkan dampak ekonomi serius bagi pedagang yang direlokasi sementara.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim, menyatakan kekecewaannya terhadap lambannya proses pembangunan pasar yang semula dijanjikan akan rampung akhir 2024. Hingga pertengahan 2025, pasar belum juga difungsikan.
“Para pedagang yang direlokasi mengeluhkan penurunan omzet. Ini harus menjadi perhatian serius, apalagi kondisi perekonomian nasional dan global saat ini sedang mengalami kontraksi,” ujar Rohim.
Politisi ini mendorong agar Pemkot segera mengambil langkah percepatan dan memberikan kepastian jadwal operasional kepada pedagang.
“Intinya, Pasar Pagi harus bisa segera beroperasi seperti sediakala,” tegasnya.
Menurutnya, keberadaan Pasar Pagi memiliki peran vital dalam sirkulasi ekonomi kota dan menjadi sumber penghidupan bagi ratusan pelaku usaha kecil. Pemerintah diharapkan bisa lebih peka terhadap urgensi kebutuhan masyarakat kecil.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pasar Pagi, Hendra Irawan, proyek tahap kedua ditargetkan rampung pada Oktober 2025. Pekerjaan mencakup instalasi MEP, penyekatan kios, pemasangan eskalator, plafon, hingga keramik.
“Lantai satu nantinya khusus untuk area parkir roda dua dan empat, masing-masing berkapasitas sekitar 104 mobil dan 709 sepeda motor. Mulai dari lantai dua hingga tujuh, baru diisi oleh pedagang,” jelas Hendra.
DPRD akan terus mengawal proses ini agar janji pembukaan Pasar Pagi tidak kembali molor dan pedagang bisa kembali berdagang dengan nyaman. *(Adv/DPRD Samarinda/gt)