
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim.
Aksaramedia.com, SAMARINDA – Revitalisasi Pasar Pagi Samarinda membawa harapan baru, namun juga tantangan tersendiri. DPRD Kota Samarinda menekankan pentingnya memprioritaskan pedagang lama agar tidak tersingkir dari ruang usahanya sendiri.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menilai bahwa para pedagang yang telah lama beraktivitas di Pasar Pagi harus menjadi prioritas utama dalam penempatan lapak baru pascarevitalisasi.
“Kalau ruangnya tersedia, tidak masalah. Tapi yang paling penting adalah mengakomodir pedagang yang sejak awal sudah memiliki lapak dan surat usaha di sana,” ujar Rohim.
Informasi mengenai adanya area khusus untuk pedagang daring dan pelaku live streaming turut menjadi perhatian. Rohim menekankan agar keberadaan pedagang baru tidak menyingkirkan pelaku usaha lama yang memiliki legalitas dan kontribusi jangka panjang terhadap ekonomi pasar.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti ukuran lapak yang kini lebih kecil, yang dapat memengaruhi kapasitas penyimpanan barang pedagang.
“Pedagang ada yang punya banyak barang. Kalau dulu bisa tertampung di satu-dua lapak, sekarang karena dimensinya kecil malah tidak cukup. Ini harus dipikirkan,” imbuhnya.
Ia meminta agar Pemkot Samarinda menunda pembahasan mengenai pedagang luar sampai penataan pedagang lama selesai dilakukan. Informasi mengenai pengembalian ke pasar pun harus segera disosialisasikan secara terbuka.
“Pedagang harus segera dikembalikan ke Pasar Pagi, dan informasi soal itu harus disampaikan secara luas. Yang diprioritaskan tetap pedagang lama yang punya surat resmi, itu yang harus diselesaikan dulu,” tegas Rohim.
Langkah ini diyakini mampu memulihkan ekosistem perdagangan tradisional di pusat kota dan menjaga stabilitas ekonomi kerakyatan yang telah lama tumbuh di Samarinda. *(Adv/DPRD Samarinda/gt)