
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie.
Aksaramedia.com, SAMARINDA – Fenomena ribuan bangku kosong di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Samarinda mengungkap tantangan baru dalam sistem penerimaan siswa. Hingga awal Juli 2025, tercatat 2.322 kursi SD dan 962 kursi SMP belum terisi.
Ketidakterpenuhinya kuota ini menjadi pembahasan dalam evaluasi SPMB yang turut melibatkan TWAP. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengingatkan pentingnya optimalisasi daya tampung sekolah negeri.
“Kita harus pastikan setiap sekolah menerima siswa sesuai kuota yang telah ditetapkan dan dilaporkan,” ujar Andi.
Namun, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, memandang ada pergeseran minat masyarakat, terutama ke sekolah swasta. Menurutnya, tiga faktor utama mendorong tren ini: jarak, kualitas, dan fasilitas.
“Memang dari data yang ada, banyak orang tua siswa sekarang lebih memilih sekolah swasta. Ada tiga faktor utama: jarak, kualitas, dan fasilitas,” ujarnya.
Novan menyebut kualitas pengajaran dan hasil pembelajaran menjadi pembeda utama antara sekolah negeri dan swasta, meskipun kurikulumnya sama. Ia juga menyoroti minimnya promosi sekolah negeri di media sosial.
“Padahal banyak sekolah negeri juga melahirkan siswa berprestasi, baik akademik maupun non-akademik. Itu harus dipublikasikan,” tegasnya.
Lebih jauh, ia mendorong Dinas Pendidikan memperkuat kerja sama dengan BKPSDM untuk peningkatan kompetensi guru.
“Kalau guru kita punya kualitas yang baik, maka orang tua tidak perlu ragu lagi memilih sekolah negeri,” tutupnya. *(Adv/DPRD Samarinda/gt)