
AksaraMedia.com | Kutai Kartanegara, 7 Agustus 2025 — Sebuah peristiwa tragis mengguncang warga Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Seorang remaja perempuan berinisial VK (15 tahun), ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa akibat gantung diri di kamar rumahnya, Kamis siang (7/8/2025).
VK, yang masih berstatus pelajar, ditemukan tergantung menggunakan kabel di jendela kamar miliknya. Kejadian memilukan tersebut terjadi di kediaman korban yang berada di Jalan Padat Karya RT 08, sekitar pukul 14.00 WITA.
Kapolsek Loa Janan, AKP Abdillah Dalimunthe, mengungkapkan kronologi penemuan jasad korban. Menurutnya, sang ibu, C (33), mulai curiga ketika anaknya tidak merespons panggilan untuk makan siang.
“Pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam. Ibu korban kemudian meminta bantuan tetangganya untuk mendobrak pintu. Saat kamar terbuka, korban sudah dalam keadaan tergantung dan tidak bernyawa,” jelas AKP Abdillah.
Dari keterangan sang ibu, korban diketahui sempat mengeluh sakit pada pagi hari dan memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Namun, tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan sebelum kejadian.
Saat kejadian, pihak keluarga menyatakan menolak dilakukan autopsi maupun visum dalam. Aparat kepolisian hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah, mendokumentasikan Tempat Kejadian Perkara (TKP), serta mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi di lokasi.
Langkah-langkah penanganan awal telah dilakukan oleh Polsek Loa Janan, termasuk mengamankan area kamar korban serta mencatat berbagai informasi yang relevan dari saksi dan keluarga.
Peristiwa ini menambah daftar kasus tragis yang menimpa remaja di Indonesia, yang dalam beberapa tahun terakhir meningkat terutama terkait kesehatan mental dan tekanan psikososial. Menyikapi kasus ini, Kapolsek Abdillah menyampaikan imbauan penting kepada masyarakat, terutama para orang tua.
“Kami turut berduka atas kejadian ini. Diharapkan para orang tua lebih aktif menjalin komunikasi dan memperhatikan perubahan sikap anak, terutama di usia rentan seperti remaja,” ucapnya.
Remaja, menurut para ahli, merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap tekanan emosional, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun pergaulan. Oleh karena itu, perhatian terhadap kesehatan mental dan keterbukaan dalam komunikasi keluarga menjadi krusial untuk mencegah kejadian serupa.
Meski penyebab pasti kematian belum dapat dipastikan secara ilmiah tanpa autopsi, namun kasus ini kembali menjadi alarm sosial mengenai pentingnya kesadaran akan kesehatan mental, khususnya di kalangan remaja yang sering kali menyembunyikan perasaan mereka karena takut atau tidak memiliki ruang untuk berbicara.
Pihak kepolisian menyatakan akan terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan masyarakat, terutama pihak sekolah dan RT setempat, untuk mendeteksi potensi masalah serupa di lingkungan sekitar.