
AksaraMedia.com | Kutai Kartanegara — Musim kemarau panjang yang melanda wilayah Kutai Kartanegara mulai berdampak nyata terhadap sektor pertanian, terutama pada lahan-lahan sawah yang mengandalkan air hujan sebagai sumber utama pengairan. Salah satu titik yang terdampak serius adalah lahan pertanian milik Kelompok Tani Panji Makmur, yang terletak di Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong.
Pada Selasa, 29 Juli 2025, lahan pertanian tersebut menunjukkan gejala kekeringan parah, yang membuat para petani khawatir gagal panen. Menyadari urgensi situasi ini, jajaran Polsek Tenggarong bersama tim dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmatan) Kabupaten Kutai Kartanegara bergerak cepat memberikan bantuan darurat dengan menyuplai air ke area persawahan tersebut.
Langkah tanggap darurat lintas instansi ini merupakan wujud nyata kepedulian aparat terhadap nasib para petani lokal, sekaligus bentuk implementasi dari komitmen bersama dalam mendukung ketahanan pangan dan menghadirkan kehadiran negara di tengah masyarakat yang terdampak bencana non-alam.
Kapolsek Tenggarong, IPTU Boedi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa tinggal diam melihat kesulitan yang dialami para petani, terutama di tengah fenomena cuaca ekstrem yang tak menentu.
“Setelah kami meninjau langsung lahan yang mengering, kami memutuskan untuk segera turun tangan bersama Damkarmatan. Ini adalah bentuk kepedulian terhadap nasib petani yang tengah berjuang di tengah cuaca ekstrem,” ujar IPTU Boedi.
Dengan bantuan armada Damkarmatan, air disalurkan langsung ke lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Walau bersifat sementara, tindakan ini memberi harapan kepada petani yang hampir menyerah akibat tidak adanya hujan dalam beberapa minggu terakhir.
Ketua Kelompok Tani Panji Makmur, Didik, menyampaikan apresiasi atas kepedulian dan langkah cepat yang dilakukan Polsek dan Damkarmatan Kukar. Ia mengatakan, kehadiran aparat bukan hanya membantu secara teknis, tetapi juga menjadi penyemangat moral bagi para petani.
“Bantuan ini memberi kami semangat baru. Namun kami juga berharap ada langkah nyata ke depan, seperti pembuatan sumur bor atau sistem irigasi permanen, agar lahan tetap bisa kami kelola meskipun musim kemarau datang,” tutur Didik.
Situasi ini membuka ruang diskusi yang lebih luas terkait pentingnya penanganan jangka panjang dalam menghadapi perubahan iklim. Kekeringan ekstrem bukan hanya mengancam hasil pertanian, tetapi juga memicu kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat tani jika tidak ditangani secara struktural.
Kepala Damkarmatan Kukar, melalui perwakilan tim di lapangan, menyatakan bahwa pihaknya siap terus bersinergi dengan instansi lain untuk menanggulangi dampak musim kemarau. Mereka juga membuka ruang kerja sama dengan pemerintah desa atau kelurahan guna menyiapkan solusi darurat maupun infrastruktur pendukung yang lebih berkelanjutan.
Aksi kemanusiaan yang dilakukan Polsek dan Damkarmatan ini menjadi contoh konkret bahwa kolaborasi antarinstansi sangat penting, khususnya dalam mengantisipasi dan merespons bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim.
Selain menjadi bentuk respons cepat, kegiatan ini juga menjadi momentum edukasi bagi masyarakat dan pemerintah bahwa kesiapsiagaan terhadap krisis iklim dan cuaca ekstrem harus terus ditingkatkan. Investasi pada sistem irigasi, penampungan air hujan, dan edukasi kepada petani tentang adaptasi iklim menjadi sangat relevan untuk masa depan pertanian Kukar.