
Samarinda, AksaraMedia.com – Peristiwa banjir di kawasan Jalan Juanda 7, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Jumat sore (15/8/2025) nyaris berujung tragedi. Seorang bocah berusia lima tahun berinisial HI hanyut terbawa arus, namun berhasil ditemukan berkat sinergi cepat antara warga, relawan, dan personel kepolisian.
Sekitar pukul 16.30 Wita, laporan pertama disampaikan oleh Usman, ayah korban. Ia mengaku tengah berdiri di depan rumahnya untuk memantau banjir. Dalam sekejap, istrinya, Mujahira, panik mencari sang anak yang mendadak tak terlihat. Kekhawatiran keluarga itu segera memantik reaksi warga sekitar untuk turun tangan membantu.
Sejumlah warga berinisiatif menyisir saluran air, memeriksa kolong rumah, hingga memasang jaring di ujung aliran anak sungai. Bersamaan dengan itu, Unit Patroli Beat 06 Regu 3 yang dipimpin Aipda M. Erwin Batubara bersama dua anggotanya, Bripda Dear Diko J. Purba dan Bripda Alfim Khabiru, tiba di lokasi untuk memperkuat pencarian.
Kerja sama antara warga dan aparat akhirnya membuahkan hasil. Korban ditemukan di selokan Jalan Juanda 8, tepat di depan Toko Kopi Mahameru. Bocah tersebut langsung dievakuasi dalam kondisi darurat. Polisi, warga, dan relawan bahu-membahu mengangkat tubuh mungil HI dari aliran air.
Setelah berhasil dievakuasi, korban dilarikan ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga berita ini diturunkan, bocah itu masih berada di ruang perawatan intensif.
Insiden ini menyita perhatian masyarakat sekitar. Banyak warga yang mengaku lega setelah mendengar bahwa korban berhasil ditemukan. Mereka juga mengapresiasi keberadaan polisi yang cepat turun tangan.
Kepolisian menyampaikan terima kasih atas kepedulian masyarakat yang aktif melaporkan kejadian. Menurut aparat, hal tersebut sangat membantu mempercepat proses pencarian dan penyelamatan.
Setelah memastikan kondisi aman dan korban mendapat penanganan medis, tim patroli kembali melaksanakan tugas rutin menjaga ketertiban di wilayah Samarinda Ulu.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa banjir bukan hanya soal genangan air, tetapi juga menyangkut keselamatan jiwa. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, sehingga orang tua diminta selalu meningkatkan kewaspadaan saat kondisi cuaca ekstrem.
Selain itu, partisipasi masyarakat terbukti sangat krusial. Tanpa laporan cepat dan kerja sama warga, proses evakuasi kemungkinan tidak secepat ini.