
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti.
Aksaramedia.com, SAMARINDA – Keberadaan museum di Kota Samarinda hingga kini dinilai belum mampu menjalankan peran maksimal sebagai sarana edukasi sejarah dan budaya. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menegaskan bahwa persoalan utama terletak pada keterbatasan koleksi dan minimnya fasilitas interaktif.
“Hambatannya itu di Kota Samarinda kenapa museumnya tidak terlalu berkembang dengan baik, ternyata barang-barang yang ada di dalamnya itu masih terbatas,” ujar Puji.
Menurutnya, pengembangan museum tidak cukup hanya mengandalkan gedung fisik. Agar lebih hidup dan menarik, koleksi harus diperkaya melalui sumbangan masyarakat, pinjaman, hingga pembelian benda bersejarah.
Puji juga menyoroti rendahnya minat pelajar, yang seharusnya menjadi pengunjung terbesar museum. Menurutnya, museum perlu bertransformasi menjadi ruang ramah anak dengan sentuhan teknologi edukasi yang interaktif.
“Dengan jumlah siswa di Samarinda yang mencapai sekitar 134 ribu orang, museum sebenarnya punya potensi besar sebagai pusat pembelajaran sejarah dan budaya,” jelasnya.
Namun, potensi itu tidak akan optimal tanpa pembaruan konten dan fasilitas. Ia menegaskan DPRD melalui Komisi IV akan terus membahas persoalan museum agar keberadaannya tidak sekadar simbol.
“Kita harus banyak perlu barang, baik itu sumbangan, pinjam, atau membeli barang yang bisa dijadikan tonggak sejarah yang mendukung berdirinya Kota Samarinda,” pungkasnya. *(Adv/DPRD Samarinda/gt)