Aksaramedia, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya menekan laju inflasi yang disebabkan oleh tingginya harga cabai dengan menginisiasi gerakan penanaman cabai secara massal. Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang), Aparatur Sipil Negara (ASN), Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Menurut Kepala Disketapang Kukar, Sutikno, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan cabai lokal dan memastikan pasokan yang cukup.
“Dengan total peserta yang mencapai 20.458 orang, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan cabai di wilayah ini dan bahkan menyuplai ke luar daerah,” ujar Sutikno.
Sutikno menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi inovatif untuk menjaga stabilitas harga cabai di pasar, mengantisipasi fluktuasi harga yang sering terjadi.
“Kami mengantisipasi fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi distribusi stok cabai, terutama di tiga kota besar seperti Samarinda, Balikpapan, dan Bontang,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa hasil panen nantinya akan dijual di pasar murah dan pasar-pasar yang dikelola oleh kaum wanita, dengan tujuan mengubah pendapatan dari penjualan cabai menjadi bahan pokok yang didistribusikan kepada masyarakat pra-sejahtera.
“Ini adalah langkah strategis untuk mengurangi dampak inflasi bagi masyarakat,” jelas Sutikno.
Gerakan penanaman cabai ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi cabai, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi lokal dengan menciptakan peluang usaha baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, Kukar berupaya menjadi contoh dalam ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Indonesia.
(ADV/Diskominfo Kukar)