
AksaraMedia.com | Kutai Kartanegara — Kebakaran hebat melanda kawasan permukiman warga di Jalan Syahran RT 03, Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Rabu pagi, 6 Agustus 2025. Peristiwa tersebut menyebabkan dua rumah warga hangus terbakar dan dua rumah lainnya mengalami kerusakan hingga 30 persen.
Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, sebanyak empat Kepala Keluarga (KK) dengan total 21 jiwa dilaporkan terdampak. Mereka harus kehilangan tempat tinggal dan barang-barang berharga akibat amukan si jago merah.
Kebakaran pertama kali diketahui oleh warga sekitar pukul 09.37 WITA. Melihat kepulan asap tebal dan kobaran api yang mulai membesar, warga segera menghubungi Pos Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmatan) Kukar di Kecamatan Sebulu. Tak butuh waktu lama, lima personel pemadam diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan.
Kepala Damkarmatan Kukar, Fida Hurasani, menjelaskan bahwa timnya mampu mengendalikan api dan menyelesaikan proses pemadaman dalam waktu sekitar 40 menit sejak laporan diterima. Ia juga menyebutkan bahwa proses tersebut melibatkan kerja sama lintas sektor yang solid.
“Koordinasi yang cepat dan kerja sama yang solid antar tim serta relawan sangat membantu dalam proses pemadaman dan evakuasi,” ujar Fida.
Dalam operasi pemadaman tersebut, tim Damkarmatan mendapat bantuan dari sejumlah pihak. Di antaranya adalah Relawan Kebakaran (Redkar) Avatar Desa Segihan, Redkar Sebulu Ulu, Redkar Sebulu Ilir, Pemerintah Desa Segihan, Polsek Sebulu, serta Koramil Sebulu. Sinergi antara instansi dan relawan menjadi kunci keberhasilan mengendalikan api agar tidak menyebar ke permukiman yang lebih padat di sekitar lokasi.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa kebakaran dipicu oleh korsleting listrik dari salah satu rumah warga. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya keamanan instalasi listrik di rumah-rumah warga, terutama di kawasan padat permukiman yang rawan kebakaran.
Pasca insiden, pemerintah daerah melalui Damkarmatan Kukar mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan rutin memeriksa kondisi instalasi listrik di rumah masing-masing. Warga juga diminta agar tidak menunda pelaporan apabila melihat gejala-gejala kebakaran seperti asap atau percikan api.
“Kepedulian dan kesiapsiagaan bersama menjadi kunci dalam mengurangi risiko kebakaran di lingkungan tempat tinggal,” tambah Fida.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan lanjutan mengenai bantuan darurat atau tempat penampungan sementara bagi warga terdampak. Namun, aparat desa bersama pihak terkait tengah melakukan pendataan dan berkoordinasi untuk penyaluran bantuan.
Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden kebakaran permukiman yang kerap terjadi akibat kelalaian sistem kelistrikan. Pemerintah berharap masyarakat tidak hanya bergantung pada petugas pemadam, tetapi juga aktif membentuk komunitas tanggap darurat di lingkungan masing-masing.